Makalah “Masalah Pendidikan Di Indonesia”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.

Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

(1). Rendahnya sarana fisik,

(2). Rendahnya kualitas guru,

(3). Rendahnya kesejahteraan guru,

(4). Rendahnya prestasi siswa,

(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

(7). Mahalnya biaya pendidikan.

Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “ Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia” ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri pendidikan di Indonesia?

2. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?

3. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?

4. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan ciri-ciri pendidikan di Indonesia.

2. Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.

3. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

4. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah

Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Bagi Guru

Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.

3. Bagi Mahasiswa

Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia

Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.

Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa.

Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

B. Kualitas Pendidikan di Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.

Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.

“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).

Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:

· Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.

· Langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.

· Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam ujian nasional.

· Langkah keempat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan.

· Langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.

· Langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan. Untuk tahun ini dianggarkan Rp 44 triliun.

· Langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.

· Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas penddikan.

C. Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu:

1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.

Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan dibidang sosial dan dipaksa mengikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.

2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia

Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.

Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.

Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidiakan.

Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang ketika kami survey, hal itu diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Yang mengejutkanya lagi, ada pendidik yang mewajibkan les kepada peserta didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.

Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kita lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi, peserta didik yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu tersebut, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama tersebut tidak efektif juga, karena peserta didik akhirnya mengikuti pendidikan informal untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.

Selain itu, masalah lain efisiensi pengajaran yang akan kami bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang lebih.

Yang kami lihat, kurangnya mutu pengajar disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak pada kompetensinya. Misalnya saja, pengajar A mempunyai dasar pendidikan di bidang bahasa, namun di mengajarkan keterampilan, yang sebenarnya bukan kompetensinya. Hal-tersebut benar-benar terjadi jika kita melihat kondisi pendidikan di lapangan yang sebanarnya. Hal lain adalah pendidik tidak dapat mengomunikasikan bahan pengajaran dengan baik, sehingga mudah dimengerti dan menbuat tertarik peserta didik.

Sistem pendidikan yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan juga sistem pendidikan kita berubah-ubah sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita menggunakan sistem pendidikan kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum berbasis kompetensi yang pengubah proses pengajaran menjadi proses pendidikan aktif, hingga kurikulum baru lainnya. Ketika mengganti kurikulum, kita juga mengganti cara pendidikan pengajar, dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga amat disayangkan jika terlalu sering mengganti kurikulum yang dianggap kuaran efektif lalu langsung menggantinya dengan kurikulum yang dinilai lebih efektif.

Konsep efisiensi akan tercipta jika keluaran yang diinginkan dapat dihasilkan secara optimal dengan hanya masukan yang relative tetap, atau jika masukan yang sekecil mungkin dapat menghasilkan keluaran yang optimal. Konsep efisiensi sendiri terdiri dari efisiensi teknologis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknologis diterapkan dalam pencapaian kuantitas keluaran secara fisik sesuai dengan ukuran hasil yang sudah ditetapkan. Sementara efisiensi ekonomis tercipta jika ukuran nilai kepuasan atau harga sudah diterapkan terhadap keluaran.

Konsep efisiensi selalu dikaitkan dengan efektivitas. Efektivitas merupakan bagian dari konsep efisiensi karena tingkat efektivitas berkaitan erat dengan pencapaian tujuan relative terhadap harganya. Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka suatu program pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaansumber-sumber pendidikan yang sudah ditata secara efisien. Program pendidikan yang efisien adalah program yang mampu menciptakan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan.

3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia

Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.

Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetendi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.

Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).

Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.

Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.

Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.

Banyak hal lain juga yang sebenarnya dapat kami bahas dalam pembahasan sandardisasi pengajaran di Indonesia. Juga permasalahan yang ada di dalamnya, yang tentu lebih banyak, dan membutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidah hanya sebatas yang kami bahas di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita mengetehui akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia sehingga jadi kebih baik lagi.

Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.

2. Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).

Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3).

Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

3. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).

Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.

Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran Rakyat 9 Januari 2006).

4. Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.

Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.

Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).

Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.

5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

 

6. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

7. Mahalnya Biaya Pendidikan

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.

Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.

D. Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.

Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:

(1). Rendahnya sarana fisik,

(2). Rendahnya kualitas guru,

(3). Rendahnya kesejahteraan guru,

(4). Rendahnya prestasi siswa,

(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

(7). Mahalnya biaya pendidikan.

Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.

B. Saran

Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://forum.detik.com.

http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran.

http://www.detiknews.com.

http://www.sib-bangkok.org.

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Masalah%20Pendidikan%20di%20Indonesia&nomorurut_artikel=364

533 Replies to “Makalah “Masalah Pendidikan Di Indonesia””

  1. Makalah yang bagus, terima kasih saya minta izin mengunduh mkalah anda dan beberapa hal yang penting akan saya gunakan sebagai referensi. Bisakah mbak mengungkap lebih banyak mengenai efisiensi pendidikan. Mungkin, kita sepakat bahwa “pendidikan murah” sesungguhnya program yang baik bagi rakyat, namun bukan berarti pendidikan dijalankan dengan tidak mempertimbangkan efektivitas dan kebutuhan meningkatkan daya saing bangsa. Bisakah kita berdiskusi tentang ini. Sebagai awal saya berharap Mbak bisa mengunjungi blog saya : http://pendidikanmurah.blogspot.com. Saya sangat mengharap umpan baik atas tulisan saya yang saya tujukan untuk meluruskan kebijakan yang “bias makna” menuju kebijakan yang tepat dan secara berdaya guna meningkatkan mutu pendidikan tanpa meninggalkan usaha pemerataan. Thanks Salam dari kami.

  2. assalamualaikum… duu thanx bgd yua taz blog nya,, searching di google.. tgl copy~paste klar d tgs w tnp dibaca.. hhehehe (G patut di contoh),,
    sLm knL Yua…
    arein cullen 🙂

  3. assalamu’alaikum Wr.Wb.
    saudariq,,,smg Allah SWT meridhoi setiap langkahmu….amien…
    jjur q bangga padamu krn km telah berhasil membantu org lain dengan tulisanmu……….q yakin km tahu bahwa nabi kita pernah bersabda” bahwa sebaik-baik manusia ialah manusia yang bermanfaat bagi yg lainnya……..q berharp tdk hanya sebatas ini km membantu n berdakwah di jalannya…….tampakkanlh di mata dunia bahwa kamu pemuda ISLAM………

    Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.

    Q saudaramu di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

  4. assalamu alaikum, trima kasih atas tulisannya, tulisannya bagus loh mbak. semoga sukses selalu ok!!!

  5. assalamu’alaikum wr. wb.
    Mbak saya mau menanggapi tentang makalahnya mbak yang berjudul masalah pendidikan Indonesia, saya sangat sepakat bahwa di era globalisasi ini, tingkat pendidikan di indonesia semakin memprihatinkan kondisinya, seharusnya di era global ini yang identik dengan era persaingan di berbagai aspek kehidupan, sistem pendidikan di Indonesia sudah dapat menemukan “jati dirinya”.
    Dimana pada tulisan mbak lebih menonjolkan aspek birokrasi dan mekanisme pendidikan pada bangsa ini, dan saya menjadi semakin tertarik dengan makalah ini , karena mbak juga membahas aspek-aspek yang menyebabkan buruknya pendidikan di Negara ini. Dari hasil pemahaman saya mengenai makalah ini, saya berasumsi bahwa focus bahasan yang telah mbak lakukan mengenai perkembangan pendidikan di Indonesia adalah bahasan secara global (makro), dimana dalam makalah tersebut mbak menganalisa aspek intangible asset, tangible asset, serta birokrasi system pendidikan. Akan tetapi saya belum melihat pokok bahasan dalam makalah mbak, yang lebih kecil cakupannya (mikro), maksud saya aspek-aspek yang berasal dari internal diri seseorang , seperti misalnya; motivzsi belajar, minat baca, dll.
    Dari hal ini saya ingin sekali berdiskusi dengan mbak. Apa mbak punya FB?….., kl py tlg add sy dunk……..(rizkirudi@gmail.com)
    From :
    Rizki rudi
    Mahasiswa ilmu informasi dan perpustakaan

  6. assalamu’alaikum….
    teteh yang cantik….
    tulisannya bagus…
    dan sangat bermanfaat, khususnya bwat nenk…
    dapet tugas nieh tentang masalah pendidikan…
    nenk copy data2nya yawh….
    klo blh tw te2h bca buku pa z?
    da sumber berbntk bku g?
    klo ada sms k num nie yawh…
    085721281291
    makasie yawh…

  7. mbak yang cantik, bagus benar makalahnya,saya mau nambahkan juga bahwa pengaruh otonomi jg makin memperparah merosotnya kualitas pendidikan, mbak saya minta ijin copy makalahnya ya, thanks

  8. asKUm. . .
    .mkaci bwt mbak’e yang sudah mengijinkan orang lain bwt mngcopy paste. . .
    .dan makasih juga bwt smua’y. .. .

  9. assalamu’alaikum wr wb
    mbak… aku izin kopi ya?makalahnya mau kupelajari….buat masukan utk tugas
    trims
    wassalamu’alaikum wr wb

  10. THANK YOU SO MUCH FOR YOUR PAPER, OPINION, INFORMATION,ETC. IT IS VERY USEFUL FOR ME. I DO CARE ABOUT EDUCATION.. IT’S NICE TO SHARE SOMETHING THAT WE HAVE TO OTHERS.
    THANK YOU FOR ALLOWING ME AND FRIENDS TO READ AND COPY YOURS.

  11. menarik menganalisis setiap detail permasalahan pendidikan di negeri ku tercinta. tapi satu hal yg tak boleh dikesampingkan juga masalah ‘kultur’ masyarakat, baik dr tenaga didik, peserta didik maupun masyarakat sekitar

  12. Makalahnya bagus mbak…q minta injin mengunduh makalah mbak buat referensi tugas sy yg menyangkut hal nih…sebelumnya terima kasih

  13. Makalahnya bagus mbak…sy minta injin mengunduh makalah mbak buat referensi tugas sy yg menyangkut hal nih…sebelumnya terima kasih

  14. assalamu’alaikum
    teh ni sya’ mklh’y bgus sya’ mnta ijn menguduh ya bwt bhn referensi… mksh y teh…. jzk

  15. mba meilani yang maniez….makasi atas tulisannya, sangat membantu untuk melengkapi referensi tugas saya….mohon izin untuk mengunduh filenya….thx b4

  16. makalahnya bagus tetapi kebanyakan belum terealisasi dengan benar semoga dengan adanya makalah ini dapat menunjang program ke depan…!!!!

  17. Mbak,makalah ini bagus sekali..
    benar2 makalah..
    Saya minta izin utk meng-copy ini utk tugas saya tentang masalah pendidikan ini..
    Mohon izin ya mbak,,semoga makalah seperti ini,dapat membangun kehidupan Indonesia dgn pendidikan yang lebih baik..
    Terima Kasih.

  18. MAKACII YA MBAX…

    gue dapet tugas dari guru.
    sebener nya ciiee da lama, tapi malzz ajaa bikin nya.

    (heheheheeeee)

    untung ajaa makalah niee yg udah disusun dg rapi, jadi tnggal copy paste ajaaa…

    makacii bangetzz ya.

    (jadi bzox W’ aman dari hukuman & bisa ngisi nilai tugas).

  19. nEng… makasih bangets yAaaa…
    makalahnya bAgus bwgT, pOqoe siP daHH.
    dAri : eL-qudsiyya AdRiak nOOr mAftuHie

  20. bicara maaalah pendidikan tidak akan klunjung usai, karena pendiikan merupakan tidakan pilitis,hal ini seperti yang di katakan paulo freire. pendidikan sebagai tindakan pilitis tidak akan lepas dari yang namanya kepentingan, sebab itu pendidikan harus selalu di kontrol.
    kontrol terhadap pendidikan di maksudkan untuk mengungkap kepentingan di dlamanya, dalam hal ini freire juga memberikan acuan untuk mempertanyakan atau menguji praktek pendidikan itu sendiri yaitu dengan mempertnayakan apa, mengapa dan bagaimanan setra yang paling penting untuk siapa?bebrpa pertanyaan ini di peruntukkan mengungkap kepentingan di dlamanya, akankah sudah mengusung pendidikan emansipatoris atau malah sebaliknya.
    analisa lain, juga akan kita dapatkan dari jurgen habermas dengan kritik ideologinya. untuk lebih lanjut mungkin kita bisa diskusikan lain waktu.
    oh ya.klo berkenan add fb saya: wy_dy22@yahoo.com. saya senang kalu kita bisa berdiskusi lebih intensif lagi karena selain memnag bidang saya, saya juga sangat tertrik dengan malsah2 pendidikan.

  21. asslkm.
    teh, minta ijin tgsnya ana copy ya sbgai refernsi, syukran jiddan ya. semoga amalnya di balas Allah Swt. amien

  22. jazakillah bu, saya unduh makalah ibu buat referensi belajar dikampus, mudah-mudahan saya bisa seperti ibu berkaraya dan berdakwah dengan tulisan. Aamiin

  23. maksih banyak ya. moga kita sama-sam bisa meningkatmutu pendidikan di indnesia tercinta ini. kemi juga siap untuk sama-sama mensukseskan langkaj kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. karena hanya pendidikanlah yang mampu merubah segalanya. merdekaaaaaaaaaaa

  24. asslkm.
    Teh minta ijin tugasnya saya copy sebagai referensi tugas landasan pendidikan. semoga amal teteh di balas Allah SWT. Amien.

  25. harapan besar bagi qt agar pendidikan di indonesia semakin maju dan lebih baik,tentunya ini tugas seluruh komponen bangsa ini, pendidikan merupakan investasi jangka panjang, oleh karena itu hasil pendidikan baru dapat qt rasakan di masa depan.semangat teruss untuk kemajuan bangsa ini….trimakasih y..bahan pyan dapat q jadikan referensi…Roni_UNESA-085732302151

  26. menurut prespektif pendidikan hari ini, tdk pernah mengajarkan tentang hal2 yang bersifat ilmiah dan tentang kondisi bagaimana mengatasi sebuah makalah yang terjadi. kita tdk perlu melihat kmjuan pddkan luar negeri mengapa? kerena pddkan eropa tdk bsa mengajarkan tentang bgaimana merancang or membuat mesin…

  27. ada satu hal lgi yang q perlu sampaikan yaitu tentang pendidikan yang terjadi hari ini di bangsa kta itu sudah tdk dipegang oleh negara tpi, sudah menjadi barang dagangan dan itervensi negara terhadap dunia pddkan sdh lepas tangan. ini nyatanya negara sudah melangar konstitusional 1945. sehinga nantinya yang akan mengeyam dunia pddkan itu bagi orang2 yang mempunyai modal sementara orang yang tdk memiliki modal tdk bsa mendapatkan pddkan. jadi kita perlu telaah dulu persoalan pddkan

  28. blume mf ya mbak q nyontoh makalah na bwt tugas,keren abis tuh makalah na,makasih,,,
    q s7 tu,,,
    sX lg makasih banyak ya mbak,
    mbak punya facebook gk,,,?
    low punya knfm q y di sniperred79@yahoo.co.id,biar q tambah wawasan dan belajar banyak sama mbak.tankz,,,

  29. salut tas tulisannya,mendalam n relevan palagi ddukng data2 yg ada.pdptq perlu dprhtikan juga soal hubngan forum publik ilmiah (media massa, seminar, etc)dan kualitas pddkan qta. maksdq, peranaannya dlm logika penalaran aktif, kepd-an, kemampuan mendengarkan-menyimak-mengkritisi secara dewasa.Wa2san,kepekaan, dan tggapan terhdp masalah sosial aktual akan sangat diasah ddlmx. thx

  30. assalammualaikum,,,

    makalahnya saya copy mba y,,,tenang aja koq bakal saya sertai sumbernya dari mna dpt ni makalah,,

    thx,,makalahnya sangat membantu^^

  31. klw blh kasih saran…seharusnya sistem pendidikan kita harus memberikan gambaran kepada siswa bahwa kita juga bisa membangun usaha sendiri, jadi tidak selalu tergantung dengan pemerintah…PNS bukanlah salah satu jalan untuk mendapat penghasilan…

  32. makasi bannget yha mbak……atas blok’a…
    pening x buat tgas nie….tp krna da blok’a…jd lega dech….
    hehehhe
    akhir’a ciap jg makalah’a…
    thanx buanget yha mbak…

  33. assalamualikum
    mba’ q ijin mw ngunduh makalahnya yo…buat tgs makalah…untung ada blok’x mba’ jadi q pening2 lagi…
    thx…makalahx sangat membantu…^^

  34. assalamualikum
    mba’ q ijin mw ngunduh makalahnya yo…bwt referensi tugas pengntr pend. …untung ada blok’x mba’ jadi q pening2 lagi…
    thx…makalahx sangat membantu…^^

  35. assalamualikum…..
    waduh…
    makalah’ne uapiiiik tenan….
    aq tresno kele makalah’ne pean soale pembahasane kuwi muanteeeep tenan….
    aq nunut mundhut makalah’ne ngge ndamel referensi tugas kuliah mugi-mugi pean diparingi pahala seng berlipat ganda….
    matur suwun sanget…
    wa’alaikumsalam….

  36. assalamualikum…..
    waduh…
    makalah’ne uapiiiik tenan….
    aq tresno kele makalah’ne pean soale pembahasane kuwi muanteeeep tenan….
    aq nunut mundhut makalah’ne ngge ndamel referensi tugas kuliah mugi-mugi pean diparingi pahala seng berlipat ganda….
    matur suwun sanget…
    wa’alaikumsalam….

  37. assalamualaikum….
    mba’ q ijin mw copy makalahx yo…buat referensi tugas pengantar pendidikan di kampuz…makalahx mba’ sangat membantu tugas q jadi g perlu pening2 lagi…makaciiiiiiiiih bxk mba’….

  38. assalamu’alaikum wr wb,m’f ya mb’ sblmnya…makalahnya bagus banget.truz..aq mnta izin ambil bahan makalahnya.yaah..untk tgas sy..trima kaih mb’..

  39. assalammu’alaikum…. ma’af y mbq sebelumnya…. makalahnya bagus banget deh….sesuai dalam kriteria writing english….va minta izin y copy makalahnya bwt tugas…hehehe…thanks y mbq….

  40. mengajar, belajar dan berkarya, adalah bkal tuk selalu mengembangan potensi diri. copy blh tp jgn plagiat.harus ada kreatifitas pemikiran. salam pergerakan sll.

  41. mikum..
    trimz ya..tulisan mbak dah membantu saya dlm mengerjakan tugas.
    smoga Allah slalu memberikan inspirasi” k’mbak untuk membantu sdr” yg lain’y…

  42. Asslm, terimakasih atas ilmu yg tlh di bagi,, saya mhn izin untuk mengunduhnya untuk kepentingan referensi,, Syukron.

  43. Asslm, terimakasih atas ilmu yg tlh di bagi,, saya mhn izin untuk mengunduhnya untuk kepentingan referensi,, tq

  44. makasih semoga semakin bermanfaat. krn kebetulan saya mendapat tugas untuk cari permasalahan pendidikan di indonesia

  45. syalom smua
    bicara maaalah pendidikan tidak akan klunjung usai, karena pendiikan merupakan tidakan pilitis,hal ini seperti yang di katakan paulo freire.klw blh kasih saran…seharusnya sistem pendidikan kita harus memberikan gambaran kepada siswa bahwa kita juga bisa membangun usaha sendiri, jadi tidak selalu tergantung dengan pemerintah…PNS bukanlah salah satu jalan untuk mendapat penghasila

  46. Ass.wr.wb. saya berterima kasih, makalah ini banyak membantu saya dalam rangka menyelesaikan tugas. Selamat mbak, semoga Allah limpahkan pahala atas amal ibadah ibadah ini.

    wasalam,

    Arfani

  47. jazzakallah……
    atas blognya ini sangat berarti banget u saya sbgi orang yg prihatin thadap dunia pendidikan negara kita ini…..terima kasih yah………

  48. Assalamualaikum… Salam silaturrahmi..
    Sebelumnya saya mengucapkan banyk terimaksih atas informasi makalh ini..krena apa yag saya butuhkan mengenai informasi masalah pendidikan, akhirnya menjadi salah satu reprensi bahan saya shga dapat membantu tugas saya..Mhn izin untuk Unduhya Mba.

  49. Artikelnya sangat menarik. Pendidikan harusnya terjangkau bahkan gratis. Untuk pendidikan di Indonesia, telah hadir website yang berisi ratusan konten pembelajaran interaktif. Cukup hanya mendaftar dan login. belajar jadi semudah facebook. Anda dapat mengakses konten juga bimbel dan try out online. ribuan pengguna sudah bergabung. Dan yang lebih seru, biayanya sangat terjangkau dengan Rp 2.000 atau Rp 5.500,- Anda sudah bisa mengaksesnya. Silakan kunjungi webnya http://www.indi-smart.com atau http://www.myindismart.blogspot.com

  50. mbaGG ,,
    q copy y maklahnya ,,
    gawat bnget nii ,,
    harii nii mesti d kumpul nii tugas ..
    gak marah kn mbag ,,
    mbag cantiik deh ..
    makasiih yy ,,,,

  51. assaalmu’alaikum….mbak….cya minta ijin tuk copy karena ada tugas sekolah tentang pendidikan di indonesia makalah mbak bagus….sekali gi makacih yua…..

  52. assalamu’alaikum…

    mbak yang cantik,baek hati dan tidak sombong…
    diriku mau minta izin tuk copy paste makalahnya mbak coz makalahnya mbak uda masuk dalam kategori tugas ane…

    tuk selanjutnya terimah kasih..

  53. subhanallah makalah yanng di bikin mba sungguh sangat menakjubkan inilah yang menjadi intropeksi pemerintah tentang pendidikan

  54. Assalamualaikum, saya hendak meminta izin untuk meng copy makalah milik anda. Atas bantuan dan izinnya saya ucapkan terimakasih.
    Wassalamualaikum.

  55. Assalamu ‘Alaikum!
    I think a good paper…! but I think may the condition of our education in indonesia not as you explaned above. the education in indonesia must go to the best.!!! thanks for all

  56. assalamu’alaikum mba….saya minta izin ngopi mkalahnya mba….cz dh pusing bgd cri mklah ng nemu2,,,hehehehe…seX lg mksh bgd,,,n sukses bwt mba…

  57. assalamualaikum………..

    ak izin copy paste makalahnya ya???????? cz makalah ntu pnting banged wad tugas kuliah……………

    mohon izinin ak copy paste…
    trima kasih, wassalamualaikum wr. wb

  58. thanks, atas makalah ini
    telah membantu saya dalam pengerjaan tugas kuliah saya.
    dan semoga atas sumbangsih anda dalam hal ini, menjadi manfaat bagi saya khususnya dan membawa manfaat kebaikan dunia dan akhirat bagi anda juga.
    thanks ya mbak.

  59. Makasieh ya mbak atas makalahnya,, barmanfaat banget buat tugas sekolah saya,,,,

    mbak makin cantik ajj…

    hasil karyanya makin di kembangkan wa….

    wassalam….

  60. Assalamu’alaikum…..Subhanalloh antara Isi dengan tema yang disodorkan oleh penulis, sangat sinkron dan menarik sehigga isi tidak melenceng jauh dri tema….saya suka dengan makalah nya teteh yg very beautiful.

  61. Assalamualaikumwrwb
    Mbak Makalahx Baguuuuuusss bangets,,Izin Copy yh Mbak,,lg da tugas Tentang Pendidikan Ney,,Makasih Sbelumx,,,^_~

  62. mba…minta izin mengunduh makalahnya ya….
    soalnya saya berencana mau bikin proposal untuk diajukan kepada pihak-pihak terkait untuk membangun pendidikan Indonesia agar lebih baik lagi…

  63. mba…minta izin copy makalahnya ya….
    soalnya saya berencana mau bikin proposal untuk diajukan kepada pihak-pihak terkait untuk membangun pendidikan Indonesia agar lebih baik lagi…
    sebelumnya saya ucapkan terimakasih…semoga amal ibadah saudari diterima oleh Allah SWT.

  64. Hai Cantik….
    Thanks banget neh makalahnya….buat referensi tugas kewarganegaraan…
    ijin pake ctrl+C ma ctrl+V terus edit dikit…dah deadline
    ^_^

  65. Terimakasih telah berbagi banyak ilmu, khususnya kepada saya. Semoga ilmu Anda hadiahkan untuk pembaca, menjadi ilmu yang bermanfaat. Amien….

  66. thanks tas tulisanx sy patut memberikan apresiasi, oh sy lihat dari tulisan saudara bawha penyebab rendahnya mutu pendidikan secara khomperenshif adalah pada wilayah operasional atau praktisnya, kalau menurut saya yang memjadi penyebab yg substansialnya dalah simten pendidikannya. kira-kira bagaimana tanggapan saudara..???

  67. mohon izin saya akan mengutip beberapa hal yang saya anggap penting untuk keperluan pribadi

  68. mbak q bleh mtk makalh tntg pendidikan yg lain gx,,, bssa krimin ke email sya gax mbak….ni emailnya rati.oktavia2yahoo.com

  69. Assalamu’laikum… maaf ya mba’ z mw mohon ijin mngkopi makalahX, makasih sebelumX…..

  70. Assalamualaikum.wr.wb.Mba Makasih sebelumnya atas makalahnya dan maaf qta mengkopi untuk tugas akhir smt IV. Mba kpan” bsa dunk bagi” ilmunya untuk cara pembuatan mkalah yang bagus spt mba.thanks

  71. Assalamualaikum wr.wb mbak ijinkan kami mengunduh makalah mbak guna melengkapi referensi kami dalam menyusun menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia

  72. Assalamualaikum wr.wb mbak ijinkan kami mengunduh makalah mbak guna menambah referensi kami dalam menyelesaikaami tugas yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, atas ijinnya kami sampaiakan terimakasih

  73. Assalamualaikum wr.wb mbak kami ijin mengunduh makalah mbak guna menambah referensi kami , atas ijinnya kami sampaiakan terimakasih

  74. assalamualaikum, wr. wb.
    akhirnya ketemu penulis asli makalah ini. maaf mba siswaku download makalah ini tanpa permisi. ada dua kelompok yg mengumpulkan makalah ini, semula aku kagum tapi setelah membaca keseluruhan isi makalah aku ragu dengan mereka. aku yakin bukan karya mereka…dan ternyata…. memang njiplak.

    1. Waalaikumsalam.
      Terus terang hal ini juga saya khawatirkan… Banyak orang yang hanya tinggal meng-copast asli makalah ini secara keseluruhan, tnpa memperhatikan konsekwensi yang akan mereka peroleh nanti. Saya berharap semoga hal itu tidak akan pernah terjadi lagin di masa mendatang. Terima kasih atas infonya Bu…

  75. Yang paling saya suka dari makalah ini adalah opininya berdasarkan fakta. Data-datanya lengkap. Penulisnya pasti mengikuti perkembangan pendidikan dengan seksama. 😉

  76. Makalahnya sangat menarik, ada hal lain yang perlu ditambahkan :
    1. Pemerintah tidak mengadopsi gaya belajar negara lain yang kondisinya geografis dan budaya yang berbeda dengan kita.

    2. Pendidikan tidak dipolitisasi,
    3. Adanya antisifasi dini mafia pungutan ilegal di tubuh pendidikan.

  77. makalahnya bgus mba ,
    saya mau mnta izin ya buat ambil situ ini karna tugas sekolah saya menyangkut hal ini 🙂
    terimakasih

  78. Masalah paling mendasar sebenarnya adalah ‘mindset’ masyarakat Indonesia itu terhadap pendidikan. Berhentilah kita menganggap sekolah sebagai solusi pendidikan karena anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah, berarti kegagalan adalah faktor keluarga dan masyarakat. Berhentilah kita mengharapkan guru sebagai sumber segalanya, karena menuntut ilmu harus berarti ‘belajar bukan diajar’, dengan demikian kegagalan ada pada diri siswa. Berhentilah kita mengatakan fasilitas kurang memadai, karena tidak ada seorangpun yang mampu menguasai seluruh buku di perpustakaan sekolah, kalau demikian terkadang kita hanya ‘unjuk ketamakan’, bukan ‘unjuk semangat belajar’. Jangan katakan guru tidak layak mengajar, karena kebanyakan siswa juga tak layak diajar (tak pandai belajar). Ada beberapa pandangan saya yang mungkin akan ‘agak’ melawan arus. Pertama, sebenarnya anak-anak Indonesia-lah yang tidak pandai belajar, maka tugas LPMP harusnya beralih dari melatih profesionalisme guru mengajar menjadi melatih profesionalisme siswa belajar. Kedua, harus ada upaya ‘changing mindset’ bahwa pendidikan bukan sekedar tanggung jawab sekolah tetapi juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Ketiga, marilah kita manfaatkan maksimal fasilitas yang ada dan apapun yang ada untuk belajar. Seringkali saya perhatikan yang dianggap fasilitas ternyata hanya sekadar alat peraga dan media presentasi (seperti infocus dan OHV). Padahal the most important facilities are students’ will and strategy of learning, nothing is better. Sensible!

  79. terimah kasih ya atas mkalah nya Amin ya ALLAH .. mUDAH2AN rEZEKI Mu di MURAH Yang Maha KUasa AMIN …………

  80. setelah d baca-baca semua isi Makalahnya terus d smpulkan, memang kreatif skli aq salut,,,,,,bsa d copy ga,,,,,,,,,,?

  81. Assalamu’alaikum Wr.Wb
    maksh bnyak ya mba’ tas maklhnya,,tiang izin ngopinya ya mb’..mg dapat blsn pahala yang banyak,,,,

  82. ass….kemarin saya ambil isi makalahnya buat makalah saya n skrng dosen minta in notenya..bisa bantuin saya gk mba ???
    tapi sebelumnya makasi

  83. Assalamualaikum..mb ane mint izin bwt ambil mkalh sampaiam,,sblumny mint maaf..sukron mbny,,,slam knal..wassalamualaikum”_”

  84. setelah membaca makalahnya banyak hal yang aku tidak tahu tentang masalah pendidikan akhirya aku temukan pada makalahnya.terima kasih sudah memberikan pelajaran bagiku.

  85. Assalmu’alaikum.
    Makalahnya sangat bagus, bisa dikembangkan dengan melihat kajian bagaimana sistem islam bisa menjadi solusi. Mohon juga disertakan kajian lapangan, karena banyak teori yang bagus tidak didukung oleh pengalaman di lapangan, sehingga hanya gabus di angan-angan, tapi sulit diimplementasikan.
    Tulisannya sangat mengalir bagus, dan akan lebih konkrit jika setiap masalah dicari solusi yang implementatif, bukan hanya tawaran konsep, sehingga pelaksana di lapangan bisa menjadi bagian solusi.

    Sukron
    Konsultan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  86. Tulisan Anda dapat memberikan inspirasi kepada pemerintah dan kita semja upaya untuk berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di Republik ini

  87. Makalhnya keren bgt mbak…………. syukron ya sgt membantu sy…… izin copy ya mbak…………?

  88. saya lebih tertarik blog nya.. kreatiff bangettt… saya lagi budidaya jamur tiram.. tolong bantu dong.. lagi kacaw masalah pemasaran… karna hasilnya baru 2 sampai 3 kg.

  89. thank for your makalah about education in indonesia … !!!
    give me permission to copy heheheh
    salam kenal .. !!
    mba’ cantik dech …!!
    hehehehe

  90. makalah yang bagus…insya allah pahala mba banyak,,,
    cz banyak yg terbantu berkat makalah tulisan mba…:)

  91. assalamu ‘alaikum
    saya sngat berterima kasih pada mabak yang telah sudi meluangkan waktunya untuk menulis makalh.
    mbak kalau gak keberatan, saya minta alamat fbnya

  92. mohon izin mbak.. utk mengunduh/copas makalahnya… thanx dh banyk ngbantu org2 yg membutuhkan, moga Allah membalas kbaikan mbak..

  93. assalamu alaikum,,datanya lengkap banget ya mbak,, makasih banyak atas ilmunya, makalah saya semakin sempurna dengan ulasan yang THE BEST dari mbak….

    sekali lagi makasih banyak,,,,,

    :’)

  94. Jujur pendidikan sistem pendidikan yang anda tawarkan sangat baik, , , tapi kalau diganti sistemnya gimna ngaturnya?

  95. Ass. saya sangat setuju dengan pandangan mbak melani, saya juga sangat prihatin sekali dengan keadaan pendidikan sekarang, pemerintahan kita ini seperti nya selalu mengorban kan orang-orang kecil yang tidak berdaya seperti saya ini untuk membayar mahal kebutuhan negara, menurut saya kalau tidak bisa mengurus negara buat aja pulau-pulau ini menjadi negara bagian.

  96. pendidikan indonesia itu menurutQ sekarang sangat bagus, bahkan sangat pesat sekali kemajuannya.
    cuma permasalahannya sekarang?
    akan kemanakah para sarjana-sarjana muda itu?

  97. alhamdulillah makalahnya bagus, mohon maaf ya jika ada bagian makalah yang diambil sebagai referensi… bolehkan…. he..he … Trims

  98. assalamu’alaikum wr wb mba trims atas makalahnya,,,dan saya ijn mengunduh ya… wasssalamu’alaikum wr wb salam kenal

  99. Apakah Meilani bisa menjelaskan tentang kesamaan antara artikel Meilani dengan posting Pak Suparlan, yang salah satu alineanya seperti bawah ini? Komentar ini saya sudah saya kirim ke ‘FORUM’ pada situs: http://www.psb-psma.org/content/blog/5189-masalah-pendidikan-di-indonesia. Kalau takut menjawab di sini, apakah bisa diemailkan ke: ? Saya tinggal di Australia. Jadi nggak usah khawatir. Ini hanya untuk kepentingan penelitian. Saya harus merujuk siapa sebagai pemilik sesungguhnya.

    Saya kaget waktu menemukan kesamaan ‘luar biasa’ antara tulisan Pak Supandi dengan tulisan Meilani. Yang dibawah ini hanya salah satu contoh alinea yang kelihatannya sama (Tanda kutip tambahan dari saya). Mari kita lihat. Ini alinea Pak Supandi:
    “Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.”

    DI bawah ini alinea dalam makalah Meilani Kasim yang berjudul ‘Masalah Pendidikan di Indonesia’ yang bisa ditemukan pada: https://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-

    “Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.”

    Pada kedua tulisan tidak terlihat ada rincian sumber kutipan. Yang jadi pertanyaan adalah siapa pemilik/penulis sesungguhnya. Kalau melihat tanggal ‘posting’-nya, maka yang lebih dulu mengirim adalah Meilani. Meilani mengirim tahun 2009, sedangkan Pak Supandi tanggal 09 April 2012. Namun, apakah Meilani pemilik sesungguhnya? Kita tidak tahu pasti. Yang tahu pasti tentu Allah dan mereka berdua. Mungkin Pak Suparlan bisa menjelaskan?

    Salam,
    Zi.

  100. Assalamu’allaikum……….
    makalahnya bagus mbak! bisa dijadikan referensi. minta izin untuk saya copy ya mbak……terima kasih.
    Wassalamu’allaikum.

  101. thankz bangat ya mbak, saya setuju dengan pendapat mbak. ternyata pendidikan di indonesia hanya dapat di nikmati oleh orang-orang yang di ddaerah-daerah tertentu, sementara di daerah yang terpencil masih sulit untuk menikmati pendidikan yang dengan standar rendah. seperti sarana n prasarana yang kurang menunjang untuk proses belajar dan mengajar.

  102. orang-orang yang koment di atas uda pada gila.. karena semuanya rata-rata minta terima kasih? kenapa? kan tidak ada di suruh mengatakan terima kasih jika udah melihat atau meng-copas artikel nya.. dasar idiot. kwkwk…

  103. Assalamu’alaikum wr.wb
    makalah sangat menarik dan permisi ikut ngunduh dijadikan pertimbangan,masih ada tambahan ya mbak sedikit saja.karkter yang ada pada manusia itu diantaranya :mau dan mampu,ada yang mampu tapi tidak mau,ada yang tidak mampu tapi mau sehingg muncullah panyimpangan pada pelanggaran pada UU,PP,Permen sehingg terjadi carut marut pada dunia pendidikan kita. supermasi hukum masih berwarna abu-abu belum bisa ditegakkan
    Wassalam. Wr.Wb

  104. klo solusi pndidikan bsa di atasi dgn 2hal tsb knp smp saat ni polemik dn prmslahan pndidikan blum bsa tratasi kaka ??????

  105. ASS……….

    Sya sgt betrima ksih kpad anda karna mklah anda sgt membantu syaaa……………………………

  106. makalah sangat baik, bisakah diungkapkan lagi mengenai kualitas guru dilingkunang Kemenag. mohon izin mengunduh sebagain data., hormat saya, Jirhan.

  107. terima ksih non, sangat membantu dalam penyelesaian tugas makalah saya, semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda

  108. Asalamualaikum neng cantik, makalah masalah pendidikannya sangat bagus, saya izin mengunduh makalahnya ya, untuk menambah bahan referensi. Atas izin neng cantik, saya ucapkan banyak terima kasih. wasalamualaikum wr.wb.

Tinggalkan Balasan ke aminzeind Batalkan balasan